Selasa, 24 Januari 2012

Ketika Aku Menatapmu


KETIKA AKU MENATAPMU
Kamu adalah
senyum yang ceria
membuat hatiku yang seperti bongkahan es batu ini
dielusi oleh tetesan air
sehingga hati bekuk-ku mencair.

Kamu bukan saja sesuatu
yang tersusun dari tulang belulang,
bongkahan daging,
dengan syaraf-syaraf,
dusertai komponen-komponen organ
yang terbungkus rapi oleh kulit,
dan dibumbui aksesoris.

Kamu tidak sekedar itu.
Kamu lebih dari itu.
Kamu adalah hasil seni
yang luar biasa
mencolok pandanganku
membuatku terhenti untuk meresapi

Aku mengkajimu
garis horizontal vertikal rupa
dengan semiotika
yang membuat jantung ini berdebar
yang membuatku tercengang, berbinar.
bahkan seperti orang gila kadang kutersenyum
ketika terbayangi dirimu.

Kini
kamu membuatku mendambakan kegagahan seorang pangeran
mendambakan kharismatik seorang jenderal perang
mendambakan kebijaksanaan seorang filusuf dan agamawan
mendambakan kemisteriusan seorang pendiam
mendambakan kehumorisan seorang pelawak
mendambakan kehartawannan seorang bangsawan...
semua itu kudamba untuk kumiliki sekaligus dihadapanmu.
tapi kemudian
aku berpikir
bahwa inilah aku, bukan seperti dambaan itu.
bahwa aku akan menjadi diriku sendiri dihadapanmu

tahukah kamu?
disaat aku memandamgimu
mataku mengirimi simbol-simbol harapan?

tahukah kamu?
setiap malam kuhanya bisa mempigura bayangmu?
membatku hanya bisa duduk di tepi dingin malam
sambil mengharapkan pertemuan denganmu..

Jika kamu bicara tentang keraguan,
mengenai mudah memulai dan
mudah mengahiri.
mengenai mudah mencintai dan
mudah membenci, aku tak peduli itu!

Kekecewaan dan penyesalan
adalah hal yang wajar.
Tapi aku akan jauh lebih kecewa dan menyesal
jika aku tak mencoba dan mengutarakan padamu.

Aku hanya....
mengungkapkan....
karena aku....
terjebak...
dalam...
perasaan....
cinta. padamu.

1 komentar:

  1. its nice article
    salam Antena Tv Wajanbolic
    http://antenatv-rakitan.blogspot.com

    BalasHapus